Gitaris sekaligus vokalis band black/death metal Polandia, BEHEMOTH, Nergal kembali harus berurusan dengan otoritas Polandia dan kali ini interogasi yang dilakukan pihak berwenang dengan dugaan tidak menghormati salah satu simbol nasional negara tersebut.
Masalahnya ada pada desain kaos mereka. Kaos yang diberi titel “The Republic of the Unfaithful” tersebut dianggap menghina simbol negara Polandia yang bergambar elang putih dengan paruh, cakar dan mahkota emas lengkap dalam perisai berwarna merah.
Sama seperti di Indonesia, di Polandia simbol negara dilindungi dari tuduhan dan penghinaan publik dimana setiap penggunaan yang dianggap melanggar dapat dikenakan tindakan pindana meskipun jika dikaryakan secara artistik.
“Saya berdua dengan Maciej Manticore Gruszka (webmaster website BEHEMOTH, -red) sedang di perjalanan menuju kantor kejaksaan di kota Gdansk untuk diinterogasi dalam sangkaan kasus kaos ‘The Republic of the Unfaithful’. Sebelumnya beberapa orang telah diperiksa dan membuat pernyataan dengan jelas : INI BUKAN SIMBOL POLANDIA. Tapi ternyata pernyataan mereka tidak cukup sebagai keputusan di pengadilan.
“Apakah mereka sedang mencari kambing hitam atau ini upaya lain dari pemerintah Polandia untuk menghukum Nergal agar menjadi peringatan bagi artis lain? Apa pesan tersembunyi dari tindakan tersebut, bolehkah saya bertanya? Apakah simbol Polandia atau simbol relijius lainnya tak boleh disentuh? Seni memiliki batas yang ketat dan harus dipatuhi?
“Aneh, negara aneh. Aku merasa tidak aman dan nyaman disini. Aku harus katakan apa aku salah? Jelas tidak. Aku butuh alasan dan aku selalu berpikir dengan logika. Disini ada gambar elang tapi tanpa mahkota. Jadi tidak bisa disebut sebagai simbol Polandia.
“Sayangnya kami sudah berhenti menjual kaos dengan desain tersebut (tapi hei, kaos itu menjadi penjualan terlaris di katalog kami). Lantas kemudian apa yang akan kami lakukan dengan penggemar yang sudah menato punggung mereka dengan motif ‘The Republic of the Unfaithful’? Apakah kita akan menangkap mereka? Mengupas kulitnya? Menutupinya? Pertanyaan retoris ini akan meninggalkan tanpa jawaban dan hanya melakukan yang terbaik, membuat orang bodoh dengan seni yang tulus dan jujur. Aku tidak akan pernah menyerah pada kebebasan untuk melakukannya,” tulis Nergal pada akun medsosnya.
Ini bukan kali pertama pria bernama asli Adam Michal Darski tersebut berurusan dengan pihak berwajib. Awal tahun 2010 lalu Nergal didakwa atas tuduhan penistaan agama setelah merobek Alkitab di atas panggung dan menyebutnya sebagai ‘buku kebohongan’ dalam satu konser di tahun 2007 di Gydnia. Ketika itu pria yang kini berusia 40 tahun tersebut juga menyebut Gereja Katolik sebagai kultus paling mematikan di planet ini meski kemudian dinyatakan bebas dari segala hukuman pada keputusan di tahun 2011. [berontakzine.com]