Malam bertanggal 18 November 2017 skena Pematang Siantar tengah bergemuruh. Ada satu event yang sangat ditunggu secara tahunan bagi penggemar musik non mainstream di kota terbesar kedua di Sumatera Utara tersebut. Adalah Siantar Extreme Fest 2017 yang telah memasuki musim kelimanya. Gaung promonya pun terus disebar lewat media sosial terutama satu bulan sebelum acara berlangsung.
Sebelumnya, acara sempat molor beberapa jam dan baru dimulai sekitar setengah tujuh malam. Tidak ada yang protes dan penonton yang sengaja datang lebih awal seperti dapat memakluminya, apalagi diluar gedung International Convention Hall tempat berlangsungnya event juga sedang diguyur hujan yang terkadang deras dan terkadang hanya gerimis.
Penonton tampak santai karena sambil menunggu semua amunisi perang siap untuk memborbardir, mereka bisa berfoto di wallframe yang disediakan panitia. Ada juga booth yang sengaja diisi oleh para seniman dan budayawan muda dimana mereka dapat bertanya atau mendengarkan cerita tentang satu sejarah dari orang yang memang berkompoten menjelaskan. Ada pula tato tradisional Batak yang menggunakan tanduk binatang sebagai media jarum tengah menari di kulit sebagai kanvas. Ya inilah konsep Siantar Extreme Fest kali ini. Tidak melulu soal musik. (baca disini).
Belum lagi band hardcore Thailand, EXTAZY akan tampil disini. Siantar merupakan kota kedua mereka dari rangkaian tur “Undying” yang digelar di tiga kota di Sumatera Utara. Malam sebelumnya mereka lebih dulu tampil di Medan dan setelah ditempat ini, esoknya mereka akan tampil di Rantau Prapat.
Sekitar jam setengah tujuh malam acarapun dimulai dengan dibuka penampilan musik Batak dan tari tortor dari SMA Seni Budaya Raya. Sementara jauh dari depan panggung ada Echo Kakilangit sebagai soundman. Mengetahui nama ini tentu ada sedikit ketenangan bagi band-band yang akan tampil meski mereka tak sempat lakukan sound check. Echo sendiri memang sudah biasa menangani event-event cadas di Medan. Panitia terlihat telah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik.
Di pintu ticketing kami perhatikan panitia tidak begitu ketat memeriksa setiap pengunjung yang masuk. Hanya soal pemeriksaan tiket, sementara barang apapun bisa bebas dibawa kedalam termasuk tuak dan alkohol berharga murah sebagai penghangat badan. Pematang Siantar memang termasuk salah satu kota sejuk. Lagipula panitia memang yakin semua yang datang akan saling menjaga ketertiban mengingat empat event sebelumnya juga tidak pernah ada gesekan berarti. Apalagi diantara mereka juga saling mengenal satu yang lainnya.
Setelah itu ada Idenity, band pop lokal dengan tambahan unsur ethnic mengakusisi panggung. Dan setelahnya ada ROAR. Kami tidak memiliki informasi apapun tentang band ini namun menurut kami penampilan mereka mengusung crossover / thrash metal apalagi dengan hanya berpersonilkan dua orang cukup ciamik dan sangat tepat untuk membakar diawal. Band ini tampil dingin dan tanpa basa-basi. {Selanjutnya}