![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Apa yang disampaikan dari sisi terang satu band christian post hardcore asal Swedia ini? Dan apa pula yang mereka maksud dengan depresi hebat? Tapi yang jelas karir mereka semakin bersinar ketika bergabung pula dengan label christian, Tooth and Nail Records yang merilis debut mereka di tahun 1997. Namun di tahun 2002 mereka berpindah menuju Elektra Records untuk merilis “Silence“.
Dua tahun di Elektra, band yang terbentuk di tahun 1994 ini kemudian merilis “About A Burning Fire” sekaligus menjadi akhir romantisme mereka bersama Elektra.
Pasca keluar dari label tersebut, BLINDSIDE kemudian bergabung dengan DRT Entertainment yang selanjutnya merilis “The Great Depression” yang juga menjadi album penuh kelima BLINDSIDE. Pamor mereka akhirnya semakin menanjak sejalan ajakan melakukan tur dengan beberapa band mainstream seperti Linkin Park dan Hoobastank.
“The Great Depression” dirilis dengan artwork yang bergaya oldschool dimana mereka menawarkan musik seperti perpaduan antara DEFTONES, JIMMY EAT WORLD dan juga MEWITHOUTYOU. Mereka juga memasukkan elemen scream voice ke dalam musik post hardcore yang mereka usung. Selain itu kalian juga akan menemukan bagian elektronik (sampling) yang dipadu pada elemen jazz. Ini akan langsung dapat kalian temui ketika lagu pertama dimulai, ‘Heartattack’. Yah lagu tersebut menjadi lagu pertama setelah nomor yang menjadi titel album ‘The Great Depression’ lebih tepat disebut sebagai intro.
Berbicara tentang lirik, saya kembali mengingatkan kalau BLINDSIDE adalah satu band christian post hardcore maka tidak heran kalau lirik mereka pun cukup dominan dibumbui oleh khotbah-khotbah rohani walau terdengar seperti penyampaian secara pribadi dari pengalaman yang mereka jalani.
Dengarkan saja dari album ini lagu seperti ‘Ask Me Now’ dan juga ‘Alibi’. Ini akan menambah kumpulan koleksi kalian sebagai catatan rohani air kehidupan. Namun, selain melontar beberapa lirik yang terdengar rohani, band ini juga menyuarakan pandangan sosial seperti yang mereka tumpahkan pada ‘We Are The Follow’ dan ‘All Going To Die’.
Sementara untuk lagu dengan lirik menggugah lainnya ada pada ‘Yemkela’ dimana mereka bercerita tentang kehidupan seorang anak laki-laki Afrika berusia 10 tahun yang dinyatakan terinfeksi virus HIV. Secara musik, lagu ini menawarkan progress chord yang cukup agresif.
Dan bagi kami, album ini tidaklah buruk dan dapat menjadi pilihan lain bagi penggemar post hardcore terutama yang suka pada musik berpadu lirik christiani. Dan bila didengar lebih mendalam, musik mereka akan akrab didengar karena memang ada pendekatan ke arah pasar mainstream.
Catatan lainnya bagi kami setelah menyampaikan beberapa lagu dengan penawaran menarik baik dari sisi lirik maupun musiknya, maka lagu ‘When I Remember’ kami plot menjadi lagu paling membosankan disini. [royromero@berontakzine.com]
Point : 7 out of 10
Rilis : 2 Agustus 2005
Tanggal Review : 28 Januari 2006
Origin : Stockholm, Swedia
Style : Post Hardcore
Label : DRT Entertainment
For Fans : HE IS LEGEND, EMERY, DEFTONES
01. The Great Depression
02. This Is a Heart Attack
03. Ask Me Now
04. We’re All Going to Die
05. Yemkela
06. Put Back the Stars
07. Fell in Love with the Game
08. City Lights
09. We Are to Follow
10. You Must Be Bleeding Under Your Eyelids
11. My Alibi
12. Come to Rest (Hesychia)
13. This Time
14. When I Remember
* Christian Lindskog – Vocals
* Simon Grenehed – Guitars
* Tomas Naslund – Bass
* Marcus Dahlstrom
2011 – With Shivering Hearts We Wait
2005 – The Great Depression
2004 – About A Burning Fire
2002 – Silence
2000 – A Thought Crushed My Mind
1997 – Blindside